3
Sistem Saraf Pusat dan Sistem Saraf Tepi

Indikator Pencapaian

3.10.6Menganalisis keterkaitan antara struktur sistem saraf pusat dengan fungsinya.

3.10.7Mendeskripsikan fungsi sistem saraf tepi.

Secara umum sistem saraf dikelompokkan menjadi dua, yaitu: sistem saraf tepi dan sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf pusat berfungsi untuk mengatur kerja alat-alat tubuh dan memproses informasi. Sistem saraf tepi terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf tulang belakang yang tersusun dari neuron sensorik dan neuron motorik. Sistem saraf tepi berfungsi untuk mengantarkan impuls dari sistem saraf pusat dan sebaliknya.

Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat terletak di dalam rongga tubuh yang dilindungi oleh sistem rangka. Hal ini karena organ sistem saraf pusat, yaitu: otak (ensephalon) dan sumsum tulang belakang (medula spinalis) memiliki stuktur yang lunak namun memiliki fungsi yang sangat penting. Otak dilindungi oleh tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh tulang belakang.

Otak dan sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh selaput meninges. Selaput meninges terdiri dari tiga lapis membran, yaitu dura mater, arachnoid dan pia mater. Diantara arachnoid dan pia mater terdapat cairan serebrospinal. Selaput meninges berfungsi untuk menghindari benturan langsung organ saraf pusat dengan tulang pelindungnya.

Otak dan sumsum tulang belakang tersusun dari
substansi albaBagian penyusun sistem saraf pusat yang berwarna putih karena kandungan lipid pada myelin
dan
substansi griseaBagian penyusun sistem saraf pusat yng berwarna abu-abu karena terdapat banyak pembuluh darah dan badan sel saraf
. Substansi alba sebagian besar terdiri dari sekumpulan akson yang dilapisi myelin. Sedangkan substansi grisea tersusun dari sekumpulan badan sel dan pembuluh darah. Pada otak substansi grisea terletak di bagian korteks (kulit) dan substansi alba terletak pada bagian dalam. Sedangkan pada sumsum tulang belakang, substansi alba terletak pada bagian korteks dan substansi grisea terletak pada bagian tengah berbentuk kupu-kupu.

  1. Otak (Ensefalon)

    Animasi 2. Otak Manusia 3D (Sumber: visual-science.com)
    Otak Besar (Serebrum)
    Otak besar berfungsi sebagai pusat kecerdasan, ingatan, kesadaran dan keinginan. Otak besar merupakan pusat pengatur setiap kegitan yang disadari. Otak besar terbagi menjadi empat lobus, yaitu:
    1. Lobus Frontal, terletak di bagian depan dan berfungsi untuk mengatur gerakan. Area prefrontral korteks untuk mengatur pengambilan keputusan dan perencanaan. Area Broca berfungsi untuk menyusun kata-kata.
    2. Lobus Parietal, terletak di bagian tengah dan berfungsi sebagai pusat perkembangan ingatan, somatosensori (sentuhan) dan kesadaran.
    3. Lobus Temporal, terletak di bagian samping dan berfungsi sebagai pusat pendengaran (korteks auditori) dan untuk memahami bahasa (area Wernicke).
    4. Lobus Oksipital, terletak di bagian belakang dan berfungsi sebagai pusat penglihatan
    Otak besar terdiri dari dua bagian, yaitu kiri dan kanan. Otak besar bagian kiri berfungsi mengatur anggota tubuh bagian kanan dan otak besar bagian kiri berfungsi untuk mengatur anggota tubuh bagian kanan.

    Gambar 7. Bagian-bagian Otak Besar (Sumber: Saladin, 2012)

    Otak Tengah (Mesensefalon)
    Otak tengah terletak pada celah diantara otak besar dan di depan otak kecil (serebelum). Otak tengah berfungsi untuk mengatur kedipan refleks pada mata, penglihatan dan pendengaran.

    Diensefalon
    Diensefalon terdiri dari talamus dan hipotalamus. Bagian talamus pada otak tengah berfungsi mengatur arah impuls yang diterima menuju cerebrum dan sebagian lagi menuju sumsum tulang belakang. Kemudian, bagian hipotalamus berfungsi untuk mngatur suhu tubuh, keseimbangan cairan dalam tubuh dan selera makan. Berikut ini adalah struktur penyusun diensefalon.
    Animasi 3. Struktur Diensefalon
    Untuk lebih jelas, perhatikan video bagian-bagian otak berikut ini:

    Otak Kecil (Serebelum)
    Otak kecil terletak di bagian belakang otak tengah dan bagian bawah lobus oksipital otak besar. Otak kecil berfungsi mengatur keseimbangan dan posisi tubuh. Otak kecil bagian kiri dan kanan dihubungkan oleh jembatan varol.

    Jembatan Varol (Pons varoli)
    Pons terletak di depan otak kecil dan di atas medula oblongata. Pons varoli mengatur aktivitas tubuh seperti tidur, kecepatan pernafasan, menelan, pergerakan bola mata, ekspresi wajah dan postur tubuh. Beberapa badan sel dari sistem saraf kranial dapat ditemukan berada pada pons, yaitu: CN V, CN VI, CN VII dan CN VIII.

    Sumsum Lanjutan (Medula oblongata)
    Sumsum lanjutan merupakan perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Sumsum lanjutan berfungsi mengatur denyut jantung, tekanan darah, kecepatan pernafasan, volume pernafasan, bersin, batuk dan sekresi kelenjar pencernaan.


  2. Sumsum Tulang Belakang (Medula spinalis)

    Sumsum tulang belakang terletak memanjang seperti tabung di sepanjang ruas-ruas tulang belakang. Meskipun sama-sama dilindungi selaput meninges, dura mater pada sumsum tulang belakang tidak menempel pada tulang belakang sebagaimana dura mater otak yang menempel pada tulang tengkorak. Antara dura mater dan tulang belakang terdapat rongga yang berisi lapisan lemak dan jaringan ikat yang disebut dengan rongga epidural.

    Sumsum tulang belakang tidak membentang di sepanjang tulang belakang. Umumnya sumsum tulang belakang berakhir pada ruas kedua vertebrae lumbaris (L2). Tetapi lapisan meninges sumsum tulang belakang tetap mengisi rongga punggung sampai ruas kedua (vertebrae sacralis (S2).

    Jika sumsum tulang belakang diiris melintang, maka akan tampak dua bagian. Bagian tengah yang berbentuk seperti kupu-kupu merupakan substansi grisea yang tersusun atas badan sel, dan bagian luar merupakan substansi alba yang tersusun atas serabut saraf (akson dan dendrit). Substansi grisea pada sayap ventral (perut) mengandung badan sel neuron motorik yang aksonnya menjulur keluar menuju otot. Sedangkan substansi grisea pada sayap dorsal (punggung) mengandung badan sel neuron sensorik yang membawa impuls dari reseptor. Neuron lainnya yang menyusun sumsum tulang belakang adalah interneuron. Berikut ini adalah struktur sumsum tulang belakang.
    Animasi 4. Struktur Sumsum Tulang Belakang
    Sumsum tulang belakang berfungsi untuk mengirim impuls dari saraf spinal menuju otak dan dari otak menuju saraf spinal. Selain itu, sumsum tulang belakang juga dapat berfungsi secara independen untuk mengatur gerak refleks. Sebagai contoh, jika tangan tidak sengaja menyentuh benda panas, maka tangan akan segera ditarik menjauhinya sebelum rangsangan tersebut diproses menjadi rasa panas.

    Kumpulan akson pada substansi alba membentuk dua jalur yaitu jalur menanjak dan jalur menurun. Jalur menanjak menyalurkan impuls menuju otak sedangkan jalur menurun menyalurkan impuls dari otak menuju efektor.

Sistem Saraf Tepi

SIstem saraf tepi atau juga disebut dengan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf tepi dibangun oleh kumpulan neuron eferen (motorik) yang menghubungkan saraf pusat dengan efektor dan kumpulan neuron aferen (sensorik) yang menghubungkan reseptor dengan saraf pusat.
  1. Sistem Saraf Somatik

    Sistem saraf somatik disusun oleh sel-sel saraf motorik yang menghantarkan impuls menuju otot lurik sebagai efektornya. Sehingga setiap gerakan yang ditimbulkan oleh sistem saraf somatik adalah gerak sadar. Saraf somatik terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf spinal.

    Saraf Kranial

    Gambar 8. Susunan Saraf Kranial (Sumber: wikimedia.org)


    Saraf kranial menjulur dari otak dan merupakan sistem saraf sadar. Setiap pasang saraf kranial tersebut diberikan nomor urut menggunakan angka romawi, yaitu CN I sampai CN XI. Saraf CN I, CN II dan CN VIII merupakan saraf sensorik; saraf CN III, CN IV, CN VI, CN XI dan CN XII merupakan saraf motorik; saraf CN V, CN VII, IX dan X merupakan saraf gabungan sensorik dan motorik. Saraf kranial berfungsi untuk mengatur organ yang berada di daerah kepala. Perhatikan tabel susunan saraf kranial berikut ini
    No Nama Jenis Fungsi
    I Olfaktori Sensori Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai sensasi bau
    II Optikus Sensori Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai persepsi visual
    III Okulomotor Motorik Menggerakkan sebagian besar otot mata
    IV Troklear Motorik Menggerakkan beberapa otot mata
    V Trigeminal Gabungan Sensori: Menerima rangsangan dari wajah untuk diproses di otak sebagai sentuhan
    Motorik: Menggerakkan rahang
    VI Abdusen Motorik Abduksi mata
    VII Fasialis Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa
    Motorik: Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah
    VIII Vestibulokoklear Sensori Sensori sistem vestibular: Mengendalikan keseimbangan
    Sensori koklea: Menerima rangsang untuk diproses di otak sebagai suara
    IX Glosofaringeal Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa
    Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam
    X Vagus Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari organ dalam
    Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam
    XI Aksesori Motorik Mengendalikan pergerakan kepala
    XII Hipoglosal Motorik Mengendalikan pergerakan lidah
    Saraf Spinal
    Saraf spinal menjulur dari ruas-ruas tulang belakang yang terdiri dari 31 pasang saraf sensorik dan motorik. Secara rinci, saraf spinal tersusun atas: 8 pasang saraf leher (saraf servikal), 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul dan sepasang saraf ekor. Diantara beberapa pasang saraf tersebut ada yang membentuk gabungan yang disebut dengan pleksus. Ada tiga bagian pleksus pada saraf spinal, yaitu: pleksus servikalis (saraf leher), pleksus branchialis (saraf lengan) dan pleksus lumbo sakralis (saraf punggung dan pinggang)


  2. Sistem Saraf Otonom

    Sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja secara otomatis tanpa kita sadari. Saraf otonom umumnya memiliki efektor berupa otot lurik dan otot polos. Saraf otonom terdiri dari saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik dan saraf para simpatik bekerja secara berlawanan.

    Serabut saraf pada saraf otonom terdiri dari dua neuron motorik. Neuron tersebut membentuk hubungan (synapsis) setelah keluar dari tulang belakang dan sebelum mencapai organ efektor. Akson yang keluar dari sumsum tulang belakang menuju ganglion disebut dengan neuron otonom praganglion. Akson yang menghubungan ganglion dengan efektor disebut dengan neuron otonom postganglion.

    Sebagian besar organ dalam diatur oleh saraf simpatik dan parasimpatik, yang bekerja secara berlawanan. Jika saraf yang satu fungsinya merangsang maka saraf lainnya fungsinya untuk menghambat. Namun, diantara kedua saraf tersebut tidak ada yang fungsinya khusus untuk meningkatkan atau menghambat aktivitas organ tubuh. Untuk lebih jelas perhatikan Tabel 2 berikut ini.

    Tabel 2. Saraf Simpatik dan Saraf Parasimpatik
    Saraf Simpatik Saraf Parasimpatik
    Menghambat gerak peristaltik Menstimulus gerak peristaltik
    Menghambat sekresi empedu Menstimulus sekresi empedu
    Mempercepat denyut jantung Memperlambat denyut jantung
    Mempercepat kecepatan respirasi Memperlambat kecepatan respirasi
    Memperlebar pupil Memperkecil pupil
    Menghambat sekresi saliva Menstimulus sekresi air ludah