C Alat Indra

Indikator Pencapaian

3.10.14Menjelaskan struktur dan fungsi mata

3.10.15Menjelaskan mekanisme melihat dengan benar

3.10.16Menjelaskan struktur dan fungsi hidung

3.10.17Menjelaskan mekanisme penciuman dengan benar

Sistem koordinasi juga dilengkapi dengan reseptor spesial yang disebut dengan alat-alat indra. Reseptor tersebut khusus menerima rangsangan berupa rasa, cahaya, suara, aroma, temperatur dan sentuhan. Reseptor ini disebut spesial karena bersifat transduksi, yaitu merubah energi seperti: cahaya, getaran, suhu dan lain-lain menjadi impuls saraf. Manusia memiliki lima alat indra, yaitu: mata, telinga, hidung, lidah dan kulit.

1 Indra Penglihatan (Mata)

Organ yang berfungsi untuk menerima rangsangan berupa cahaya adalah mata. Untuk dapat melihat dengan baik cahaya yang masuk ke mata diatur sedemikian rupa hingga jatuh pada retina yang banyak mengandung reseptor cahaya. Reseptor tersebut peka terhadap cahaya pada panjang gelombang antara 390 sampai 700 nm. Proses melihat umumnya hanya melibatkan bola mata. Namun secara struktural mata terdiri dari aksesoris mata, bola mata dan otot eksentrik mata.
  1. Aksesoris Mata
    1. Alis mata, tersusun dari rambut-rambut yang tumbuh melintang di atas kelopak mata. Alis mata berfungsi untuk melindungi mata dari air hujan dan keringat.
    2. Kelopak mata, kelopak mata terletak pada bagian atas dan bawah mata. Kelopak mata dapat membuka dan menutup untuk menjaga kelembaban bola mata dan mencegah kemasukan rambut, debu dan zat-zat asing.
    3. Bulu mata, merupakan rambut yang tumbuh di tepi kelopak mata. Bulu mata bersama kelopak mata berfungsi untuk menjaga mata dari debu dan zat asing.
    4. Kelenjar air mata (Aparatus lacrimalis), berfungsi untuk menghasilkan air mata dan menjaga mata tetap lembab.
    5. Cavum Orbita, merupakan rongga mata pada tulang tengkorak. Cavum orbita memiliki beberapa celah, sehingga rongga mata terhubung dengan rongga lainnya pada tulang tengkorak.
  2. Otot Ekstrinsik Mata (Muskulus okuli)
    Bola mata digerakkan oleh otot-otot yang melekat pada rongga orbita tulang tengkorak. Otot eksentrik mata disusun oleh enam otot lurik sehingga bola mata dapat digerakkan di bawah kesadaran. Berikut ini adalah nama-nama dan fungsi otot tersebut.
    1. Rektus superior, menggerakkan mata ke arah atas.
    2. Rektus inferior, menggerakkan bola mata ke arah bawah.
    3. Rektus lateral, menggerakkan mata menjauhi hidung.
    4. Rektus media, menggerakkan mata mendekati hidung.
    5. Superior oblique, memutar bagian atas mata ke arah hidung.
    6. Inferior oblique, memutar bagian atas mata menjauhi hidung.
  3. Bola Mata
    Secara struktural bola mata terdiri dari tiga lapisan, yaitu: tunika fibrosa, tunika vaskulosa dan tunika nervosa. Tunika fibrosa merupakan lapisan terluar bola mata dan berwarna putih yang disebut dengan sklera. Sementara bagian depan merupakan lapisan tembus cahaya yang disebut dengan kornea. Tunika vaskulosa merupakan lapisan tengah yang terdiri dari koroid, korpus kiliaris dan iris. Tunika nervosa (retina) merupakan lapisan paling dalam dari bola mata. Retina disusun oleh reseptor yang peka terhadap rangsangan dan bagian urat saraf yang disebut dengan bintik buta.

    Perhatikan Gambar 16 berikut ini untuk memahami lebih lanjut tentang struktur mata.

    Gambar 16. Bagian-bagian Mata Manusia (Sumber: eventzero.org).

    Fungsi dari setiap bagian yang tertera pada gambar adalah sebagai berikut.
    1. Kornea, berfungsi untuk membantu memfokuskan cahaya pada retina.
    2. Aqueus humor, merupakan cairan dari badan siliaris. Cairan ini berfungsi untuk mengatur kecembungan kornea dan sebagai indeks refraksi cahaya sehingga tidak terjadi refraksi yang berlebihan setelah cahaya melewati kornea. Hal ini dapat terjadi karena indeks refraksi Aqueus humor hampir sama dengan kornea.
    3. Iris merupakan struktur berbentuk lingkaran dan memiliki pigmen warna sehingga memberikan warna pada mata. Iris berfungsi untuk mengatur ukuran pupil dan intensitas cahaya yang masuk ke retina.
    4. Lensa, bagian transparan berbentuk bikonveks yang terletak di belakang iris. Lensa berfungsi untuk memfokuskan cahaya pada retina sehingga terbentuk bayangan yang jelas. Kecembungan lensa diatur oleh otot siliaris yang terdapat pada bagian atas dan bawah lensa.
    5. Vitreous humor, merupakan cairan berbentuk gel. Cairan ini berfungsi untuk menjaga bentuk mata dan sebagai indeks refraksi agar tidak terjadi refraksi cahaya berlebihan menuju retina. Hal ini terjadi karena indeks refraksi Vitreus humor hampir sama dengan lensa mata.
    6. Retina, merupakan lapisan bagian dalam mata yang memiliki banyak reseptor cahaya. Pada retina terdapat bintik kuning (fovea centralis), yaitu bagian yang paling banyak memiliki reseptor cahaya. Struktur retina dapat dilihat pada Gambar 17 berikut ini.

      Gambar 17. Irisan Melintang Retina (Sumber: studyblue.com).
Mekanisme Melihat
Proses melihat diawali dengan masuknya pantulan cahaya dari suatu benda melalui kornea. Cahaya tersebut akan dibiaskan oleh aqueus humor menuju pupil. Iris akan mengatur intensitas cahaya yang masuk dengan cara mengatur ukuran celah pada pupil. Cahaya tersebut akan diatur oleh lensa mata agar jatuh tepat pada retina (fovea centralis). Berkas cahaya tersebut akan diterima oleh reseptor lalu diteruskan ke otak oleh saraf kranial auditori (CN II) untuk diproses menjadi bentuk benda.

Kelainan dan Penyakit pada Indra Penglihatan
  1. Miopi (rabun jauh) adalah keadaan dimana lensa mata terlalu cembung sehingga benda yang jauh terlihat kabur karena bayangan jatuh di depan retina. Untuk dapat melihat benda yang jauh dengan baik. Mata miopi dapat dibantu dengan kacamata lensa cekung.
  2. Hipermetropi (rabun dekat) adalah keadaan dimana lensa mata terlalu pipih sehingga kesulitan melihat benda yang terlalu dekat. Mata hipermetropi dapat dibantu dengan kacamata berlensa cembung.
  3. Presbiopi (mata tua) adalah keadaan dimana lensa mata kehilangan elastisitasnya. Mata presbiopi dapat dibantu dengan kacamata lensa ganda.
  4. Astigmatisma adalah keadaan dimana permukaan lensa mata ataupun kornea tidak rata. Hal ini menyebabkan bayangan benda tidak dapat difokuskan pada retina. Astigmatisma dpat dibantu dengan kacamata lensa silinder, lensa kontak, atau diobati dengan cara operasi refraksi.
  5. Nyctalopia (rabun senja) adalah keadaan dimana mata sulit beradaptasi dari cahaya tinggi ke cahaya rendah. Hal ini kesulitan melihat pada waktu senja. Selain itu, penderita juga tidak dapat melihat objek sejelas mata normal pada malam hari. Kelainan ini dapat disebabkan oleh defisiensi vitamin A atau kerusakan sel kerucut secara perlahan. Rabun senja akibat defisiensi vitamin A dapat diobati dengan menjaga asupan vitamin A setiap harinya sebanyak 5000 IU/hari. Rabun senja akibat kerusakan sel kerucut tidak dapat diobati.
  6. Buta warna adalah keadaan dimana mata tidak bisa melihat warna atau membedakan warna. Penderita buta warna total hanya bisa melihat warna hitam dan putih saja. Sedangkan penderita buta warna parsial tidak dapat membedakan warna tertentu saja. Kelainan buta warna diturunkan secara genetik dan terpaut kromosom X. Buta warna tidak dapat diobati karena disebabkan oleh kelainan genetik. Buta warna juga dapat disebabkan sebagai komplikasi dari penyakit lain. Buta warna jenis ini akan hilang ketika berhasil diobati.
  7. Katarak adalah keadaan dimana lensa mata menjadi keruh sehingga sulit ditembus oleh cahaya. Lensa mata penderita katarak mengalami pengaburan secara berangsur-angsur hingga menyebabkan kebutaan. Katarak dapat diobati dengan operasi pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa sintetis.
  8. Glaukoma adalah kerusakan sel-sel retina akibat terjadi penekanan pembuluh darah yang memberi nutrisi pada retina. Penglihatan akan mulai meredup secara perlahan seiring dengan bertambahnya sel-sel retina yang rusak. Glaukoma dapat diobati dengan memberikan obat tetes mata yang berfungsi menurunkan tekanan pada mata. Selain itu, pengobatan juga dapat dilakukan dengan operasi laser.

2 Indra Penciuman (Hidung)

Hidung merupakan organ yang berperan sebagai penciuman. Bagian dari hidung yang berfungsi sebagai reseptor penciuman adalah langit-langit rongga hidung yang tersusun atas sel epitel dan sel kemoreseptor bersilia. Bagian tersebut dilapisi oleh mukus, bau yang terhirup hidung akan larut ke dalam mukus lalu menempel pada dendrit reseptor olfaktori. Perhatikan Gambar 18 untuk lebih memahami struktur hidung.

Gambar 18. Struktur Indra Penciuman (Sumber: antranik.org).

Mekanisme Penciuman pada Hidung
  1. Bau yang berupa gas atau uap yang tersebar di udara akan terhirup oleh hidung bersama udara pernafasan.
  2. Zat yang memiliki bau tersebut akan menempel dan larut dalam mukus langit-langit hidung.
  3. Zat bau yang terlarut pada mukus akan menempel pada silia atau dendrit reseptor olfaktori sehingga menimbulkan impuls
  4. Impuls tersebut akan dibawa menuju bulbus olfaktori dan diteruskan oleh saraf kranial olfaktori (CN I) menuju otak
  5. Impuls tersebut akan diinterpretasikan menjadi bau dan dihubungkan pusat pengatur lainnya, misalnya jika bau yang tercium adalah bau busuk maka akan dihubungankaan dengan pengatur muntah.
  6. Bau tersebut akan disimpan oleh otak sebagai ingatan
Kelainan pada Indra Penciuman
  1. Anosmia, yaitu kehilangan kemampauan mengenali bau sehingga tidak dapat mencium bau apapun. Kelainan ini bisa disebabkan oleh tumor pada bulbus olfaktori, ataupun kerusakan pada korteks olfaktori otak. Anosmia yang disebabkan oleh tumor dapat diobati dengan cara operasi. Anosmia juga dapat disebab oleh alergi atau flu, anosmia jenis ini tidak membutuhkan mengobatan khusus. Anosmia yang dapat dicegaah adalah anosmia akibat infeksi. Pencegahan dilakukan dengan menjaga pola hidup bersih.
  2. Hiposmia, adalah keadaan dimana hidung kehilangan sensitivitasnya terhadap bau sehingga kesulitan mengenali bau tertentu. Hiposmia dapat disebabkan alergi, infeksi, trauma kepala dan polip hidung. Pengobatan anosmia dilakukan sesuai dengan penyebabnya. Hiposmia akibat infeksi dan alergi dapat diobati dengan antibiotik. Pencegahan hiposmia dapat dilakukan dengan membiasakan memakai helm ketika naik motor, memakai masker ketika berinteraksi di lingkungan yang banyak terdapat
    alergensenyawa yang dapat menyebabkan alergi
    .
  3. Pilek, yaitu gangguan pada hidung akibat infeksi virus ataupun alergi sehingga mukus hidung diproduksi dalam jumlah banyak dan biasanya berwarna kehijauan. Pilek biasanya disertai batuk, bersin-bersin dan demam ringan. Pencegahan dapat dilakukan dengan menggunakan masker apabila berinteraksi dengan penderita atau lingkungan yang terdapat alergen.